Jumat, 03 Agustus 2012

Ladangku Berkarya

SMPIT Alam Nurul Islam Yogyakarta

Slogan

Ulung, Mandiri dan Berkarakter

Visi

Menjadi sekolah yang mampu menginspirasi siswa menjadi pembelajar ulung, mandiri dan berjiwa pemimpin

Misi

  1. Melahirkan generasi berkarakter Islami
  2. Menyelenggarakan pembelajaran yang alami
  3. Melahirkan pembelajar mandiri dan ulung
  4. Melahirkan generasi yang terlatih dalam pemecahan berbagai persoalan
  5. Melahirkan generasi-generasi berjiwa pemimpin

Paradigma Pendidikan

Pendidikan yang memadukan antara Islam dan ilmu pengetahuan. Semangat ini menjadi pijakan dalam penyusunan kurikulum proses belajar mengajar serta pembinaan peserta didik.

Program Pembelajaran

  • Sistem Fullday School
  • Program Bahasa Inggris Intensif (bekerjasama dengan Pusat Pelatihan Bahasa UMY)
  • Vising Expert ; Program kunjungan pakar untuk menginspirasi dan memotivasi siswa
  • Program Pengembangan Minat dan Bakat Siswa
  • Metode Pembelajaran Experiential Learning dan Problem Solving Basd Learning
  • Pengembangan Kurikulum Diknas dan Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT)
  • Tahfidz Qur’an

Pembinaan Siswa :

Selama belajar di SMPIT Alam Nurul Islam, siswa akan memperoleh fasilitas pembinaan berupa :
  1. Program pendampingan akademik oleh guru pembimbing. Program ini bertujuan untuk mendampingi siswa mencapai prestasi akademik dan pengembangan minat bakat siswa.
  2. Program pendampingan intensif agama Islam. Program ini bertujuan agar siswa mampu berinteraksi dengan agama Islam lebih intensif dan dapat mengaplikasikan nilai-nilai agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

DUPA


Komitmen Muslim Sejati[1]
M. Jamaaluddin[2]

             
            Komitmen muslim sejati. Apa maksudnya? Apakah setiap muslim belum bisa dikatakan muslim sejati? Apa syarat2nya? Adakah yang bisa menjadi muslim sejati? Mungkin ada juga yang berkomentar di dalam hati, “ah, alay...”, atau, “ah, sok banget membicarakan itu, sudah merasa alim apa...”, atau, “nggak ah, masih pengen seneng2...”, dll.
            Mas/ mbak sekalian, sungguh, kita hidup dalam zaman yang secara umum kehidupannya sudah sangat memprihatinkan di segala aspek, jika kita bandingkan dengan generasi awal Islam, atau zaman kejayaan Islam setelahnya. Kita menjumpai mayoritas kaum muslimin sekarang adalah orang2 yang lemah imannya, shg banyak fenonena pemurtadan atau setidaknya ummat Islam secara umum menjadi manusia2 yang tidak mempunyai keyakinan kuat ttg agamanya shg hidupnya terombang ambing tidak jelas menganut sistem keyakinan yang mana. Ini masalah utama yang kemudian berimbas pada perilaku, baik yang sifatnya vertikal kepada Allah berupa ibadah2 mahdhoh ataupun perilaku yg sifatnya horizontal ttg hubungan dengan manusia. Kita banyak menjumpai orang muslim yang:
1.      Dengan mudah mempercayai dukun yg dianggap mampu mendatangkan manfaat dan menghalau madzorot
2.      Menyekutukan Allah dalam uluhiyah, ada dzat lain yg disembah, atau tidak menyadari kalau dia menyembahnya, misal ritual2 sesajen, mengusap2 kuburan utk mencari berkah, minta tolong kpd orang yg sudah dikubur, dll
3.      Meyakini ramalan2 bintang, ramalan telapak tangan, dll
4.      Merasa sial dengan peristiwa tertentu, misal kejatuhan cicak, atau melihat pocong dalam mimpi
5.      Mengecam/menentang semua atau sebagian hukum Islam/syari’at Islam, dan lain2
Sungguh itu semua adalah penyimpangan2 dalam keyakinan/aqidah yang memprihatinkan pada ummat muslim sendiri. Padahal hanya Allahlah tuhan yang disematkan kepadaNya uluhiyah (yg disembah), rububiyah (yg mengatur kehidupan), mulkiyah (Raja di raja), asma’ wa shifat (mempunyai nama2 yg baik dan sifat yg agung), yg kesemuanya itu mengandung konsekuensi keyakinan dan sikap dari hamba2Nya. Pembagian tauhid ini sering dituduh sbg wahabi, tp sebenanya ini hanyalah ijtihad ulama2 utk memudahkan maum muslimin memahami tuhannya, Allah SWT.

            So, komitmen muslim sejati yg pertama adalah dalam urusan aqidah ini. seorang muslim haruslah mempunyai keyakinan yang kuat. Hanya Allah SWT yang disembah dengan cara yg diajarkan oleh Nabi Agung Muhammad SAW, hanya Allah tempat bergantung, hanya Allah yg dipatuhi sepenuhnya, dan hanya Allah yg berkuasa atas segala sesuatu.
Adzariyat56Komitmen kedua adalah ibadah.
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah/beribadah kepada-Ku. (Ad dzariyat:56)
Dari ayat diatas, dpat difahami bahwa tujuan utama manusia adalah untuk beribadah hanya kpd Allah saja. Sedangkan maksud utama ibadah adalah merendahkan diri dan tunduk, sebagaimana makna secara bahasa. Tidak kalah rusaknya dengan urusan aqidah, urusan ibadah ini juga sangat kronis menimpa kaum muslimin. Sangat banyak kita menjumpai teman atau orang2 disekitar kita yang hanya Islam KTP. Ataupun kalau lingkungan dan orang2 dekat kita sudah baik aqidah dan ibadahnya, sungguh, dipelosok2 sana/lingkungan tertentu sangat banyak saudara muslim kita yang Islamnya hanya sebatas label di KTP. Ini tentu menggelisahkan. Bahkan mahasiswa yg notabenenya mahasiswa kampus Islam pun masih banyak yang tidak lengkap sholat 5 waktunya, apalagi tepat waktu, apalagi sholat berjamaah, apalagi sholat2 sunnahnya, apalagi membaca Alqurannya, apalagi amalan2 sunnah yg lain, sedikit orang yg komitmen dengan hal ini (ibadah).
Prinsipnya, niat memperbaiki harus dimulai dari diri sendiri, kemudian mengajak yg lain. Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat ibadah:
[a]. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik.
[b]. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW.
Sedangkan pilar ibadah itu ada 3, diantaranya adalah cinta (al hubb), takut (khouf), harap (raja’).
“Dia mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” [Al-Maa-idah: 54]
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdo’a kepada Kami dengan penuh harap dan cemas.
Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.” [Al-Anbiya': 90]

Komitmen yang ketiga adalah akhlak.
“Sesungguhnya, tidaklah Aku mengutusmu melainkan untuk menyempurnakan akhlak manusia” (Al Hadis). Komitmen ketiga yang seharusnya dimiliki seorang muslim ini sebenarnya adalah imbas dari aqidah dan ibadah seseorang, jika aqidah dan ibadahnya baik, maka insyaAllah akhlaknya baik. Demikian juga sebaliknya. Sehari2 kita melihat/mendengar berita yang berkaitan dg akhlak ini, mulai dari kasus perkelahian, narkotika, miras, pemerkosaan, korupsi, pembunuhan, pencurian, dan lain2. Pelakunya kebanyakan muslim, walaupun non muslim juga. Tapi ini adalah kanyataan. Belum lagi akhlak buruk yang sudah dianggap wajar, ini penting disadari, misal: hubungan pria-wanita yang seolah tidak ada batasnya, hedonisme, ttg aurat yg diumbar, kata-kata yg kotor/kasar, mudahnya berbohong, dll, sampai pada sikap2 yang tidak semestinya terhadap kedua orang tua, keluarga, teman, tetangga, dan masyarakat sekitarnya.

Komitmen keempat adalah dakwah.
            Kecenderungan orang yang telah merasakan sesuatu yang baik/bermanfaat adalah akan memberitahukan/mengajak orang lain. Dakwah itu demikian, ia berarti menyeru/mengajak manusia kpd jalan Islam yang kita nikmati keindahannya. Kalau aqidah adalah pondasi Islam (asas), dan ibadah-akhlak adalah bangunan Islam(bina’). Maka dakwah ini adalah penyokong keberlangsungan Islam sampai kiamat nanti (al muayyidat). Biasanya disandingkan dengan jihad, jadi dakwah dan jihad. Tentu jihad dalam makna dan pelaksanaan yg benar. Sebagaimana bangunan, jika Islam tidak ada yg menyokong (dakwah dan jihad), maka Islam akan hancur dan musnah.  
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf
dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung. (Ali Imran: 104)
Menurut Dr. Yusuf Qardawi, segolongan ummat ada 2:
1.       Segolongan dari manusia, berarti semua kaum muslimin. Berdakwah sesuai kemampuan. “Sampaikanlah dariku walau satu ayat” (Al Hadis)
2.       Segolongan dari kaum muslimin, yakni orang2 khusus/da’i yang memahami cara berdakwah yang benar/fiqhudda’wah, dan berdakwah dengan berjamaah, bersama2 sebagaimana yg dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan generasi gemilang setelahnya.
Jadi berdakwah yang mudah dan ringan adalah bersama2, sebagaimana lidi jika hanya satu maka mudah dipatahkan dan sulit cepat membersihkan sampah, tp jika banyak lidi dan diikat, maka akan kuat dan cepat membersihkan sampah. Berawal dari ngaji bersama, bermajelis bersama, memperbaiki diri bersama, memperbaiki lingkungan (bi’ah sholihah) bersama, saling mengingatkan bersama, sampai bisa membuat program2 dakwah bersama. Wallahu’alam..



[1] Tema diskusi dua pekanan ForSTIIF, 09 Juni 2012 di taman masjid kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
[2] Pernah menjadi mentor Kajian Tahsin Pekanan ForSTIIF

Abstraksi Skripsi ku



MUHAMMAD JAMAALUDDIN. Strategi Pembelajaran PAI di Sekolah Alam (Studi Kasus di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga, 2011.
            Latar belakang dari penelitian ini adalah bahwa PAI seharusnya mampu membekali siswa dengan akhlak dan kapasitas yang baik, pada kenyataannya belum bisa berfungsi dengan baik. Upaya SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta; memperbaiki strategi pembelajaran PAI. Permasalahan: bagaimana konsep strategi pembelajaran PAI, bagaimana penerapan strategi pembelajaran PAI, dan apa saja faktor pendukung pelaksanaan strategi pembelajaran PAI di SDIT Alam Nurul Islam Yogyakarta.
            Pengumpulan data pada penelitian kualitatif ini digunakan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian: (1) Konsep strategi pembelajaran PAI menggunaan pendekatan dan metode pembelajaran tertentu, (2) Pelaksanaan strategi pembelajaran PAI: a) Pendekatan pengalaman, pembiasaan, emosional, rasional, dan fungsional, b) Metode indoor dan outdoor yang meliputi ceramah, diskusi, tanya jawab, penugasan dan resitasi, demonstrasi, simulasi, latihan/drill, ekspositori, CTL, karya wisata, dan kerja kelompok. Faktor pendukung: 1) upaya pencapaian kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor), 2) pelibatan orang tua murid, 3) konsep terpadu dengan semua mata pelajaran, 4) integrasi nilai-nilai islami pada semua program, 5) peraturan dan budaya yang dibangun, 5) reward dan punishment, 6) konsep kealaman.    

Kamis, 02 Agustus 2012

Renungan Sore


Mentari beranjak ke peraduan
Siang berganti, malam menjelang
Ku lihat burung terbang melayang
Pohon-pohonan tenang dan diam

Seakan bertasbih atas kekuasaan
Dan keagungan Allah Ar Rahman

Ya Allah ku pun dzikir pada-Mu
Agar kau dekatkan hatiku pada-Mu
Ya Allah limpahkanlah kurnia-Mu
Agar ku rasakan cinta-Mu

Allah soreku ini atas fitrah Islam
Atas agama Nabi-Mu Muhammad
Atas millah Nabi Ibrahim yang hanif
Ya Allah slamatkanlah akhirku

Allah di sore ini ku hitung amalku
Yang tlah ku lakukan hari ini
Terimalah kebajikan ku
Ampunkan dosaku
Ya Allah kabulkanlah doaku..

(Nasyid: Suara Persaudaraan)

RAMADHAN


bersamamu segarkan makna ketaatan
kian dalam interaksi dengan Ar Rahman

bersamamu indah haus meng-angan firdaus
dibayang-bayang pelupuk air mata terpupus

bersamamu kembalikan keteguhan
ajarkan dekatnya urat leher dengan Ar Rahim

bersamamu lantunkan ayat cinta para pejuang
nostalgia dalam dera cambuk pengorbanan

bersamamu tiada peduli apapun
selain pelukan-Nya

bersamamu kian indah tanpa suara
selain hati yang merdu bersimponi dengan-Nya

hanya hati dan Dia yang tahu
khusus untuk-Nya saja
khusus pula janji balasan-Nya
Ar Royan..

Sleman, 02 Agustus 2012

The First Poem

SAHABAT

Tanpamu apalah artiku
Tanpamu sempitlah langkahku
Tanpamu tiadalah guna diriku
tanpamu sulitlah arahku

karna kalian aku berarti
karna kalian aku lapang melangkah
karna kalian aku berguna
karna kalian aku jelas arah

kita kan tetap bersama,
MENUJU PUNCAK!

(M.Jamaaluddin, 02 Agustus 2012)